The Journey

Think about it!!!!
Life isn’t just about getting to the destination, it’s about the journey. So don’t think that you have to rush to get to the destination. The journey is the important part, what you take time for, the people you influence, and what you learn and experience along the way.

The journey is also where you find God and where you learn about Him. That’s what life is about, and if you don’t take the time to get to know Him, then you will miss the meaning of the whole trip.

Things in life aren’t random and they don’t happen by accident. There is a wonderful plan at work that runs deeper than you know. God’s force flows through life, affecting your personal destiny, and the destiny of the world you live in.

Don’t fall for the “big bang” lies that there is no purpose and no reason and you don’t seem to be getting anywhere. His plan is on schedule and things are happening exactly when and where He knows they should. There is a reason for everything… and you can make a difference!

You are under God’s care in this journey through life and He loves you! There is no beauty as striking as His, no power as potent as His, no feelings as stimulating as His, no words as truthful as His, no stability as sturdy as His, no strength as reliable as His, no protection as dependable as His, no gifts as precious as His, no love as enduring as His.

Remember: His love for you cannot be measured, contained, explained, understood, compared, or seen.
It must just be accepted for what it is... the purest, truest love you will ever know!

…So don’t rush through life putting aside your time with God or enjoying your family and friends otherwise you will miss the whole point, and all that you accomplish and go through will be for naught.

Make the most of your journey by learning about Him, loving Him, seeking Him, discovering Him and helping those around you. Before you know it, you’ll have arrived at your final stop…
...and He’ll be there waiting for you...
blessings

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Step by Step

Dia bukan hanya mengantar aku
tahun demi tahun, bukan juga hari demi hari
Tetapi langkah demi langkah
Dia membentangkan jalanku
Tuhan membimbing jalanku

Rencana hari esok belum aku tahu
Aku hanya tahu saat ini
Tetapi Dia berkata “ Inilah jalannya
percayalah dan berjalanlah.”

Saya gembira bahwa hal itu benar
Kesusahan hari ini cukup untuk hari ini
Dan bila hari esok tiba
rahmat-Nya melebihi setiap kesusahan

Maka mengapa kuatir atau resah?
Allah yang memberikan Putra-Nya
memegang setiap saat hidupku
dalam genggaman tangan-Nya
dan menyerahkannya satu demi satu

Barbara C. Ryberg

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Besi menajamkan besi

“Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya. Apa yang tidak kita sukai dari sesama dapat dipakai Tuhan untuk menajamkan karakter kita.”

Kalimat itu menjadi rangkaian teguran Tuhan ke gue, karena gue terlalu keras hati untuk berubah.

Sebelum gue tulis ini, gue berdoa semoga apa yang gue tulis ga menghakimi orang lain, tapi gue cuma berbagi sedikit proses yang harus gue jalani bersama Tuhan.

Proses itu dimulai hampir setahun yang lalu. Ada seseorang yang gue sebel banget, udah beberapa kali dia buat masalah, meskipun ga langsung ke gue, tapi ke beberapa teman di komunitas gue. Jadi gue banyak banget dapat curhatan tentang kelakuan minus orang ini. Tapi karena dia ga pernah secara langsung “mengganggu” gue, gue masih biasa aja sama dia, karena as personal gue memang tidak ada masalah pribadi dengan dia. Sampai pada suatu hari dia melakukan sesuatu yang membuat gue marah, langsung ke gue. Dan menurut gue itu udah kelewatan, lo dimarahin untuk sesuatu yang bukan kesalahan lo dan jelas-jelas dia yang salah. Ditambah dengan bumbu sikap dan kata-katanya yang bikin spaning gue naik. Sumpah sebel bener gue ama orang itu, apalagi kelakuannya yang engga sinkron sama kata-katanya. Sejak itu gue ga pernah nyapa, ga pernah ngobrol, ga pernah berinteraksi langsung sama dia. Gue memang orang yang gampang emosian (ini salah satu sisi buruk gue), tapi kalo gue marah ya gue keluarin, tapi bentar lagi juga baik lagi, cuma emosi sesaat aja hehehe. Tapi gue bukan tipe yang pendendam, kecuali, ada sesuatu yang orang lakukan dan menurut gue kelewatan, contohnya orang yang gue sebutkan tadi. Dan kalo udah kayak gitu, gue susah banget maafin orang tersebut, ini sifat buruk yang lain.

Kakak rohani gue udah sering mengingatkan untuk mengampuni orang tersebut, karena gue sendiri belum tentu lebih baik dari dia (gue sadar kalo itu bener, gue emang ga lebih baik dari dia). Tapi gue tetap dengan kekerasan hati gue, ga mau maafin dia. Tapi sejak kejadian itu banyak banget teguran dari Tuhan buat gue. Tuhan masih sayang sama gue, Dia ga mau gue terus-terusan memelihara dosa. Mulai dari buku yang gue baca tentang biografi Yusuf, bagaimana Yusuf mengampuni saudara-saudara yang sudah membuang dia. Lha masalah gue ini ga ada apa-apanya dibanding Yusuf. Dari beberapa khotbah yang mengingatkan gue untuk mengampuni orang lain karena, Tuhan Yesus sudah terlebih dahulu mengampuni kita orang berdosa. Dari bahan saat teduh gue, dari khotbah KPR di gereja, melalui kakak rohani gue dan banyak hal lainnya. Tuhan udah menegur gue, mulai dari yang paling halus, agak sedikit keras, keras, sampai teriak kali ya saking keras hatinya gue.

Tapi kalimat sederhana diatas tuh jadi kayak “tamparan” buat gue. Kalau apa yang kita tidak sukai dari sesama itu dipakai Tuhan untuk menajamkan karakter kita, tinggal tergantung kita mau ditajamkan atau tidak. Kekurangan orang tersebut (yang gue ga akan cerita semua, karena nanti gue malah jadi menghakimi dia) dipakai Tuhan untuk memperbaiki kelemahan gue yang cepet marah dan susah untuk mengampuni. Gue bisa milih untuk tetep keras hati, menyimpan kemarahan sama orang itu, yang mungkin orang itu mah bisa haha hihi seenaknya tanpa merasa dia pernah melakukan kesalahan, atau gue memilih untuk mengampuni supaya sukacita itu tetap ada. Sepanjang hampir setahun gue memilih pilihan pertama. Tapi sejak gue baca kalimat diatas, gue sadar, kalo gue harus belajar untuk memilih pilihan yang kedua. Tidak mudah pastinya dan tidak bisa langsung, tapi kalo Yusuf yang disakitin parah gitu aja bisa, masa gue yang cuma segini ga mau dibentuk Tuhan.

Temans, mungkin kita punya kepahitan sama orang lain, entah siapa. Tapi kalo mau jujur, kepahitan itu ga ada untungnya buat kita, kita yang akan kehilangan sukacita, gue sadar akan hal itu, tapi emang dasar gue yang keras hati, makanya gue tidak mau melangkah untuk melepaskan pengampunan. Jangan ditiru ya hehehehe… Oleh karena itu biarkan Tuhan menajamkan karakter kita agar semakin serupa dengan dia. Biarkan semua kelemahan kita di perbaiki agar kita bisa menjadi berkat bagi banyak orang.

Dan satu hal lagi yang gue pelajari dari nulis tulisan ini. Mudah bagi kita untuk menemukan dan melihat kekuranganan orang lain, tapi sulit sekali untuk mengakui kekurangan kita di depan orang lain. Tapi sulit bukan berarti ga bisa, tinggal tergantung kita mau mulai melangkah atau tidak.

Mari melangkah bersama Yesus.
“ Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.”

Blessings

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Lady In Waiting

Bulan lalu waktu ke Bandung gue dikasih buku Lady In Waiting sama Ipoh Pauline plus wejangan tentang pasangan hidup buat gue, kalo mau cari suami itu kudu seiman, sepadan, takut akan Tuhan, eh terus nyokap gue nyamber “jangan lupa dibawa ke Bandung dulu, dikenalin ke Ipoh bla…bla..bla… hehehehe….(alarm berbunyi heheheh ni maksudnya gue disuruh kawin gitu….)

Sesuai dengan judulnya, buku ini memang cocok buat wanita yang lagi menunggu pria yang tepat. Jadi kalo mau tau isinya apa aja, silahkan beli dan baca sendiri bukunya hehehe. Gue hanya mau share beberapa hal yang gue dapatkan dari buku ini. Sebelumnya ini sedikit pengantar dari buku tersebut :

"Buku ini unik karena penekanannya bukanlah pada status seorang wanita (lajang, menikah, bercerai, atau janda), tetapi pada keadaan hatinya. Lady in Waiting ingin mengarahkan perhatian seorang wanita terhadap Dia yang benar-benar mengerti kerinduan hatinya.
Lady in Waiting bukanlah tentang bagaimana menemukan pria yang tepat, tetapi tentang bagaimana menjadi wanita yang tepat dengan sepuluh kualitas wanita saleh yang ditemukan di dalam kitab Rut. Kualitas-kualitas ini tidak hanya akan memperkuat hubungan cintamu dengan Mempelai Pria Surgawimu tetapi juga membimbingmu sebagai seorang wanita lajang, menjagaimu saat berpacaran, menyokongmu dalam pernikahan, dan menghiburkanmu jika Anda pernah menjadi janda atau bercerai. Saat membaca Anda akan melihat sifat-sifat yang dengan indahnya diperlihatkan dalam kehidupan Rut. Tanpa ragu-ragu Rut menyerahkan dirinya pada Allah, dengan giat menggunakan hari-hari lajangnya, percaya kepada Tuhan dengan iman yang tak tergoyahkan, mendemonstrasikan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari, mengasihi Allah dengan pengabdian yang tak teralihkan, berpihak pada kemurnian fisik dan emosi, hidup dalam keamanan, menanggapi kehidupan dengan rasa puas, membuat keputusan berdasarkan keyakinannya, dan dengan sabar menanti Allah memenuhi kebutuhannya. Mari jelajahi kehidupan Rut serta belajarlah apa arti sesungguhnya menjadi seorang wanita saleh, "seorang wanita dalam pennatian".

Karena buku ini membahas kehidupan Rut, jadi ada baiknya baca kitab Rut di Alkitab dulu sebelum membaca buku ini.

Here I wanna share

Buku ini mau ingetin para wanita yang desperado karena faktor usia dan belum juga menemukan pasangan hidup-nya. Bahwa masa lajang sesungguhnya adalah berkat yang Tuhan berikan bagi kita. Kita memilki waktu yang lebih banyak untuk melayani Tuhan, untuk membangun hubungan yang semakin intim dengan Tuhan, untuk lebih mengerti apa yang Tuhan mau kita kerjakan dalam hidup ini dibandingkan dengan wanita yang telah menikah. Wanita yang telah menikah harus mambagi waktunya antara bekerja, mengurus suami, mengurus anak, mengurus rumah tangga, terlibat pelayanan di gereja dan membangung hubungan pribadi dengan Tuhan.
Contoh nyata neh. I-Ieh gue (baca: tante gue) kan baru punya anak bayi, baru sekitar 6-7 bulan. Dia cerita kalo sejak punya anak, waktu teduh dia sama suami jadi kacau balau, karena dia urus anaknya sendiri tanpa pembantu pula di rumah. Suami kerja, jadi berdua bagi2 waktu dan tugas buat ngurusin pekerjaan rumah dan anak bayi-nya ini. Nah untuk menyiasati waktu saat teduh yang kacau balau itu, jadinya di rumah itu dia puter Alkitab Audio Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama, jadi kalo pas sambil nidurin anak, sambil ngasih makan anak dia bisa sambil dengerin Firman Tuhan. Soalnya waktu teduh udah kagak seteratur dulu hehehe.. see…Wanita lajang mungkin ga direpotkan dengan hal-hal seperti itu.

Berikutnya, buku ini juga bukan menekankan pada bagaimana menemukan pria yang tepat, tetapi tentang bagaimana menjadi wanita yang tepat bagi pasangan hidup kita kelak. Mungkin selama ini doa kita adalah minta pasangan yang takut akan Tuhan, yang rajin pelayanan, yang setia, yang sabar, dll (rata2 pasti seperti itu kan, gue juga kok hehehe).Tapi apakah kita juga pernah berdoa agar Tuhan membentuk kita menjadi wanita yang takut akan Tuhan, wanita yang rajin pelayanan, wanita yang setia, wanita yang sabar, dll. Kalau belum mari coba ubah doa kita mulai hari ini, minta agar Tuhan bukan hanya mempersiapkan calon pasangan hidup kita yang entah dimana, tapi juga mempersiapkan kita disini agar dapat menjadi penolong yang sepadan.

Hidup di dalam Tuhan itu adalah proses, dan di ujung setiap proses itu pasti ada hasilnya. Untuk hal ini pun kita sedang menjalani proses itu. Tuhan bisa aja kok kasih pasangan yang sempurna seperti yang kita mau, tapi Dia lebih suka memberikan orang yang memiliki kekurangan dan kelebihan yang berbeda dengan kita agar bisa saling melengkapi. Bukankah besi menajamkan besi? Kekurangan yang orang lain miliki, Tuhan gunakan untuk memperbaiki kekurangan kita juga (I will write about this later). Tuhan juga bisa kok, plek, langsung mendatangkan orang itu di hadapan kita, bisa banget. Tapi Dia lebih suka melihat kita melibatkan Dia dalam setiap perjalanan dan proses sampai menemukan orang itu.

Dan waktu untuk proses itu bagi setiap orang berbeda, ada yang waktunya menurut kita cepat, tapi mungkin ada yang menurut kita lama. Tapi percayalah waktu Tuhan itu yang terbaik, dan hasilnya pun pasti yang terbaik, oleh karena itu penantian itu layak dan berharga untuk dijalani. Bila Tuhan melihat kita sudah siap, Dia pasti akan memberikan buah yang manis. Siap menurut kita belom tentu siap menurut Tuhan. Lah kalo kita masih ga bisa atur waktu dengan baik, ga bisa atur uang dengan baik ( hehehe gue benget neh… mungkin bagian ini yang Tuhan masih terus perbaiki hihihi), kalo hidup masih semena-mena suka-suka sendiri, gimana mau dikasih pasangan ;p. Ada banyak hal yang Tuhan mau kita kerjakan, dan Dia mau lihat pertanggungjawaban kita dulu, sebelum dia mempercayakan pasangan hidup itu.

Tapi kembali lagi, semua adalah free will, kehendak bebas. Kita bebas menentukan mau mengikuti waktu Tuhan atau tidak, mau menjalani proses bersama Tuhan atau tidak. Apakah kita mau memilih sesuai dengan kehendak kita atau memilih sesuai dengan kehendak Tuhan, itu adalah kebebasan kita, dan Tuhan memberikan kehendak bebas itu. Tapi kalau Tuhan menjanjikan suatu hasil yang baik dan indah, menurut gue proses itu layak dijalani dan penantian itu layak untuk di tunggu.

Terakhir, kebahagian kita tidak ditentukan dengan kita menikah atau tidak. Wanita yang telah menikah tidak lebih bahagia daripada yang masih melajang. Kebahagiaan itu adalah saat Tuhan Yesus dan damai sejahtera-Nya memenuhi hati dan kehidupan kita. Arahkanlah perhatian dan kebahagiaan kita hanya kepada Dia yang benar-benar mengerti kerinduan hati kita. Bukankah kebahagiaan itu seharusnya tidak digantungkan pada apa yang sementara yang ada di dunia ini, karena kebahagiaan itu pun akan sementara. Tapi kebahagiaan seharusnya digantungkan hanya pada Dia yang kekal, sehingga kebahagiaan itu ada untuk selama-lamanya.

Blessings…..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS