God knows exactly and with perfection what is being allowed to happen in my life at this precise moment. He wants to show me things that only I can understand by living what I am living, and by being in the place I am now.
I already finish one chapter of my life, with a lot of memories inside. Happy, sad, good, bad, sorrow, joy, every moment inside will be a treasure…..
Now, I start to write another chapter.Like you make a writing homework in high school, it will be hard to write first sentence, but after one paragraph, you will create your own story……
In the end, I hope there will be no regret, to start a new journey….
Beberapa waktu yang lalu ada temen baik gue (cowo) yang curhat kalo dia baru aja putus dari pacarnya (cewe….ya iyalah…). Mereka udah pacaran sekitar 3 tahunan. Gue kira mereka bakalan terus sampe merit neh..soalnya kayaknya adem ayem aja gitu.
Tapi ternyata udah sebulanan putus. Pastinya apa gue ga tau, yah itu kan privacy mereka. Cuma temen gue ini bilang “ things didn’t works, ren”…
Dia sempet cerita ke gue kalo dia juga ga ngira bakalan begini akhirnya, karena dia udah cukup yakin dengan hubungan ini. Jadi cukup kaget dan terpukul juga kalo endingnya kayak gini. Yah tapi siapa yang tau sih akan hari esok, kan cuma Tuhan. Tapi lumayan juga ya, kalo kita expect tinggi sama suatu hubungan, dan tiba2 tidak sesuai expectasi kita pasti cukup sakit juga. But bersyukur banget temen gue ini ga terlalu berlarut-larut dalam kesedihan. Dia sadar bener , He should move on, and He does..plok..plok…plok… padahal ga gampang loh.
Ada satu kalimat dia yang dia ucapkan. Dia bilang, dia sempet merasa sulit buat percaya sama cewe (yang mau dijadiin pasangan) coz definitely heart can change and words can break easily. Benarkah itu??
Beberapa waktu lalu gue dapat forward-an email dari temen gue. Suatu artikel tentang komitmen yang ditulis seseorang, tapi ga tau siapa, soalnya ga dicantumin penulisnya di email itu. Permisi gue kutip beberapa ya, begini bunyinya….
Komitmen adalah sesuatu yang membuat seorang suami menerima istrinya dengan segala kekurangan dan kelemahannya tanpa menghakimi. Bersyukur ketika istrinya tampil menawan, dan sama bersyukurnya ketika sang istri mengenakan daster dengan wajah berminyak tanpa make-up. Bersyukur ketika bentuk tubuh sang istri berubah setelah melahirkan, dan tetap mengecupnya sayang sambil bilang, "Kamu cantik."
Komitmen adalah sesuatu yang membuat seorang suami tidak membongkar kelemahan istrinya pada orang lain. Sebaliknya, menutupi rapat-rapat setiap kekurangan itu dan dengan bangga bertutur bahwa sang istri adalah anugerah terindah yang pernah hadir dalam hidupnya.
Komitmen adalah sesuatu yang membuat seorang istri menunggui suaminya pulang hingga larut malam, membuatkan teh hangat dan makanan panas, dan tetap terbangun untuk menemani sang suami bersantap serta mendengarkan cerita-ceritanya yang membosankan di kantor.
Komitmen adalah sesuatu yang membuat seorang istri bertahan ketika suaminya jatuh sakit, dan dengan sukacita merawatnya setiap hari. Menghiburnya, menemaninya, menyuapinya, memandikannya, membersihkan kotorannya.
Komitmen adalah sesuatu yang membuat seorang istri terus mendampingi suaminya tanpa mengeluh atau mengomel. Sebaliknya, dengan setia tetap mendukung dan menyemangati meski sang suami pulang ke rumah dengan tangan kosong, tanpa sepeser uang pun.
Komitmen adalah sesuatu yang membuat sepasang suami istri memutuskan untuk terus mengikatkan diri dalam pernikahan, dengan tulus dan sukacita, meskipun salah satu dari mereka tidak bisa memberikan anak.
Komitmen adalah sesuatu yang membuat seorang suami atau istri tetap menerima pasangannya kembali dengan hati yang lapang dan tulus, meskipun ia telah di khianati.
Komitmen adalah sesuatu yang membuat orang tua menerima kembali anaknya yang telah menyakiti dan meninggalkannya begitu rupa dengan tangan terbuka, memeluknya dan melupakan semua kesalahan yang pernah dilakukan si anak terhadapnya.
Komitmen adalah sesuatu yang melampaui segala bentuk perbedaan, perselisihan dan pertengkaran. Ia tidak dapat dihancurkan oleh kekurangan, kelemahan maupun keterbatasan lahiriah.
Karena ketika kita berani mengikatkan diri dalam sebuah komitmen, kita telah 'mati' terhadap kepentingan diri sendiri.
So benarkah heart can change and words can break easily? Mungkin iya, karena kita ga pernah tau isi hati seseorang. Tapi saat kita berani mengikat diri pada suatu komitmen berarti seharusnya kita telah 'mati' terhadap kepentingan diri sendiri.
Dan komitmen itu yang gue liat dalam diri oma dan nyokap gue, waktu mereka meneteskan air mata saat harus menghadapi sikap opa dan bokap gue yang keras dan ego-nya yang tinggi, sampai maut memisahkan oma dan opa gue, dan sampai usia 25 tahun perkawinan nyokap dan bokap gue…. But as they say, “this is the way, it should be”…… proud of you granna and mom….;p
Warning: Postingan ini tidak bermaksud menghakimi siapapun ya, hanya mengeluarkan sesuatu yang membuat gue sangat keheranan…..
Jadi bokap gue itu punya bos yang udah tua, umurnya sekitar 70-80 an (persisnya lupa) kita panggil dia Akong dan istrinya kita panggil Ama. Jadi si Ama ini punya adik laki-laki yang udah tua juga (ya eyalah…) sebut aja Mr. H. Adik laki-lakinya ini punya istri dan anak ( lupa gue anaknya ada berapa), tapi kayaknya keluarga adiknya ini tidak terlalu harmonis . Dia tuh sering berantem sama istrinya (udah tua padahal..jiah.. ) terus anaknya juga ga mau ngurusin mereka (ck..ck..ck…).
Karena si Mr. H ini udah tua, terus suka sakit juga (penyakit orang tua lah) dan istri serta anaknya ga mau ngurusin, dibawalah dia ke sebuah panti penitipan orang tua di Bogor sama si Ama ini. Maksudnya supaya dia lebih diurusin disana dan ga berantem mulu sama istrinya, dan juga si Akong, Ama dan anak2nya ama (which is keponakannya Mr. H ini) juga kaga mau ngurusin dia lagi. 2 minggu lalu bokap gue ikut nganterin neh, sama si Akong dan si Ama beserta anak si Ama. Waktu udah dianterin kesana dia ga mau ditinggal, mungkin si Mr. H ini sedih kali ya, gitu2 kan juga orang yang punya perasaan. Di bujukin sampe malam, akhirnya mau juga di tinggal.
Nah 2 hari kemudian, pengurus pantinya nelepon ke Akong, katanya si Mr. H ini minta pulang terus pake acara mogok makan segala. Akhirnya meluncur lagi bokap gue sama Akong, Ama dan anaknya Ama kesana. Maksudnya mau nanya, si Mr. H ini maunya apa gt. Sampe disana dia bilang mau pulang aja. Tapi di nasihatin sama bokap gue dan anaknya Ama untuk tetep stay disana aja, soalnya kalo pulang juga ga ada yang mau ngurusin. Bokap gue seh sebenernya ga tega buat ninggalin dia disana, tapi mau gimana lagi, keluarganya aja ga ada yang peduli. Akhirnya gara2 dia pake acara mogok makan, doi pingsan deh. Terus doi di bawa ke RS di Jakarta pake ambulance PMI, serem juga kan bo, udah tua gitu.
Dan barusan nyokap gue sms, bilang kalo Mr. H ini udah meninggal. Ternyata doi punya diabetes, ditambah mogok makan itu jadinya gula darahnya drop. Terus kena stroke ringan, dan hari ini doi dipanggil pulang ke Rumah Bapa di Sorga. Dan yang bikin makin sedih lagi, Akong, Ama sama anak2nya pada ga mau ngurusin, malah nyuruh bokap gue yang aturin semuanya.
Sedih ga sih, udah tua, punya istri sama anak ga mau ngurusin. Terus punya keponakan ga mau ngurusin juga. Sampai meninggal aja ga ada yang ngurusin. Heran gue…..
Hal ini berbanding terbalik sama kakak ipar nyokap gue (gue panggil dia “Akim” yg artinya tante gitu). Akim gue ini ga dikaruniain anak sama Tuhan. Jadi dia cuma tinggal berdua sama suaminya (which is koko nyokap gue). Akim gue punya cici yang kena stroke. Cici-nya punya anak 2, yang satu entah ada dimana dan ga mau ngurusin nyokapnya, dan yang satu lagi baru balik dari Kalimantan pas nyokapnya sakit. Jadinya Akim gue sekarang yang ngurusin cici-nya ini mulai dari makan, mandi, buang air, terapi dll. Sampai cicinya tinggal di rumah Akim gue supaya lebih enak ngurusinnya.
Gue ga mau menghakimi siapapun. Tapi dari 2 kejadian ini gue merenung dan berjanji sama diri gue sendiri. Apapun yang terjadi di depan, gue ga akan pernah masukin nyokap sama bokap dan akim sama om gue ke panti jompo. Karena gue udah liat dan ngerasain sendiri gimana nyokap gue dan koko2n nya serta ipar2nya ngerawat oma dan opa gue waktu sakit sampe meninggal, entah pas di RS ato di rumah. Ga ada tuh terlintas di pikiran mereka buat masukin opa oma gue ke panti jompo. Sampai akhirnya waktu Opa dan Oma gue meninggal, di depan keluarga besar, nyokap gue beserta koko2 dan ipar2nya bisa bilang,” walaupun kita cape berbulan2 ngurusin mereka waktu sakit, tapi sampai di akhir hidup mereka sekarang, kita semua ga punya penyesalan, karena kita udah lakuin semua yang kita mampu buat papi sama mami.” Buat Akim dan Om gue, mereka udah sayang banget sama gue dan adik gue layaknya seperti anak kandung sendiri. Jadi sudah seharusnya gue juga menyayangi mereka sama seperti gue menyayangi orang tua gue. Toh kita masih punya darah yang sama.
Gue sedang bergumul untuk mengambil suatu langkah yang cukup besar dalam hidup gue. Semua berjalan cepat banget dan lancar banget, waktu dan moment-nya tuh pas banget antara satu hal dengan hal lainnya, antara suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya.
Gue sudah berdoa dan bergumul sama Tuhan sejak beberapa waktu lalu, apa ini sesuai dengan jalan Tuhan? Karena gue takut kalo gue sampai salah langkah. Kadang terlintas dalam pikiran gue, semuanya lancar, seolah Tuhan menyingkirkan semua penghalang, tapi bener ga ya langkah yang gue ambil ini.
Kemaren gue sempet nanya sama cici gue, “ Kalo sesuatu yang kita rencanakan itu berjalan lancar, seolah Tuhan menyingkirkan semua penghalang, apakah itu berarti jalan kita sesuai dengan rencana Tuhan? Atau tidak selalu seperti itu?”
Terus dia jawab, “ Kadang Tuhan izinkan kita untuk gagal atau mengambil langkah yang salah, tapi meskipun begitu kamu tetap berjalan bersama Tuhan. Apakah kamu damai sejahtera dalam mengambil langkah itu?”
Dan jawaban itu menguatkan gue, kalau pun saat ini ternyata gue mengambil langkah yang salah, gue tetap mempunyai Tuhan yang berkuasa. Berkuasa untuk menghalangi semua jalan agar gue tidak melangkah ke jalan yang salah, dan berkuasa untuk memberikan gue kekuatan d an melindungi gue seandainya pun gue diizinkan untuk mengambil langkah yang salah. Karena apapun resikonya di depan, gue tetep berjalan bersama dengan Tuhan Yesus, that’s why I am different.
Apakah gue merasakan damai sejahtera? Iya. Jadi semoga pilihan ini sesuai dengan kehendak Tuhan, dan semua berjalan lancar sampai akhir.... ;p
Life isn’t just about getting to the destination, it’s about the journey. So don’t think that you have to rush to get to the destination. The journey is the important part, what you take time for, the people you influence, and what you learn and experience along the way.
The journey is also where you find God and where you learn about Him. That’s what life is about, and if you don’t take the time to get to know Him, then you will miss the meaning of the whole trip.
Things in life aren’t random and they don’t happen by accident. There is a wonderful plan at work that runs deeper than you know. God’s force flows through life, affecting your personal destiny, and the destiny of the world you live in.
Don’t fall for the “big bang” lies that there is no purpose and no reason and you don’t seem to be getting anywhere. His plan is on schedule and things are happening exactly when and where He knows they should. There is a reason for everything… and you can make a difference!
You are under God’s care in this journey through life and He loves you! There is no beauty as striking as His, no power as potent as His, no feelings as stimulating as His, no words as truthful as His, no stability as sturdy as His, no strength as reliable as His, no protection as dependable as His, no gifts as precious as His, no love as enduring as His.
Remember: His love for you cannot be measured, contained, explained, understood, compared, or seen. It must just be accepted for what it is... the purest, truest love you will ever know!
…So don’t rush through life putting aside your time with God or enjoying your family and friends otherwise you will miss the whole point, and all that you accomplish and go through will be for naught.
Make the most of your journey by learning about Him, loving Him, seeking Him, discovering Him and helping those around you. Before you know it, you’ll have arrived at your final stop… ...and He’ll be there waiting for you...
Dia bukan hanya mengantar aku tahun demi tahun, bukan juga hari demi hari Tetapi langkah demi langkah Dia membentangkan jalanku Tuhan membimbing jalanku
Rencana hari esok belum aku tahu Aku hanya tahu saat ini Tetapi Dia berkata “ Inilah jalannya percayalah dan berjalanlah.”
Saya gembira bahwa hal itu benar Kesusahan hari ini cukup untuk hari ini Dan bila hari esok tiba rahmat-Nya melebihi setiap kesusahan
Maka mengapa kuatir atau resah? Allah yang memberikan Putra-Nya memegang setiap saat hidupku dalam genggaman tangan-Nya dan menyerahkannya satu demi satu
“Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya. Apa yang tidak kita sukai dari sesama dapat dipakai Tuhan untuk menajamkan karakter kita.”
Kalimat itu menjadi rangkaian teguran Tuhan ke gue, karena gue terlalu keras hati untuk berubah.
Sebelum gue tulis ini, gue berdoa semoga apa yang gue tulis ga menghakimi orang lain, tapi gue cuma berbagi sedikit proses yang harus gue jalani bersama Tuhan.
Proses itu dimulai hampir setahun yang lalu. Ada seseorang yang gue sebel banget, udah beberapa kali dia buat masalah, meskipun ga langsung ke gue, tapi ke beberapa teman di komunitas gue. Jadi gue banyak banget dapat curhatan tentang kelakuan minus orang ini. Tapi karena dia ga pernah secara langsung “mengganggu” gue, gue masih biasa aja sama dia, karena as personal gue memang tidak ada masalah pribadi dengan dia. Sampai pada suatu hari dia melakukan sesuatu yang membuat gue marah, langsung ke gue. Dan menurut gue itu udah kelewatan, lo dimarahin untuk sesuatu yang bukan kesalahan lo dan jelas-jelas dia yang salah. Ditambah dengan bumbu sikap dan kata-katanya yang bikin spaning gue naik. Sumpah sebel bener gue ama orang itu, apalagi kelakuannya yang engga sinkron sama kata-katanya. Sejak itu gue ga pernah nyapa, ga pernah ngobrol, ga pernah berinteraksi langsung sama dia. Gue memang orang yang gampang emosian (ini salah satu sisi buruk gue), tapi kalo gue marah ya gue keluarin, tapi bentar lagi juga baik lagi, cuma emosi sesaat aja hehehe. Tapi gue bukan tipe yang pendendam, kecuali, ada sesuatu yang orang lakukan dan menurut gue kelewatan, contohnya orang yang gue sebutkan tadi. Dan kalo udah kayak gitu, gue susah banget maafin orang tersebut, ini sifat buruk yang lain.
Kakak rohani gue udah sering mengingatkan untuk mengampuni orang tersebut, karena gue sendiri belum tentu lebih baik dari dia (gue sadar kalo itu bener, gue emang ga lebih baik dari dia). Tapi gue tetap dengan kekerasan hati gue, ga mau maafin dia. Tapi sejak kejadian itu banyak banget teguran dari Tuhan buat gue. Tuhan masih sayang sama gue, Dia ga mau gue terus-terusan memelihara dosa. Mulai dari buku yang gue baca tentang biografi Yusuf, bagaimana Yusuf mengampuni saudara-saudara yang sudah membuang dia. Lha masalah gue ini ga ada apa-apanya dibanding Yusuf. Dari beberapa khotbah yang mengingatkan gue untuk mengampuni orang lain karena, Tuhan Yesus sudah terlebih dahulu mengampuni kita orang berdosa. Dari bahan saat teduh gue, dari khotbah KPR di gereja, melalui kakak rohani gue dan banyak hal lainnya. Tuhan udah menegur gue, mulai dari yang paling halus, agak sedikit keras, keras, sampai teriak kali ya saking keras hatinya gue.
Tapi kalimat sederhana diatas tuh jadi kayak “tamparan” buat gue. Kalau apa yang kita tidak sukai dari sesama itu dipakai Tuhan untuk menajamkan karakter kita, tinggal tergantung kita mau ditajamkan atau tidak. Kekurangan orang tersebut (yang gue ga akan cerita semua, karena nanti gue malah jadi menghakimi dia) dipakai Tuhan untuk memperbaiki kelemahan gue yang cepet marah dan susah untuk mengampuni. Gue bisa milih untuk tetep keras hati, menyimpan kemarahan sama orang itu, yang mungkin orang itu mah bisa haha hihi seenaknya tanpa merasa dia pernah melakukan kesalahan, atau gue memilih untuk mengampuni supaya sukacita itu tetap ada. Sepanjang hampir setahun gue memilih pilihan pertama. Tapi sejak gue baca kalimat diatas, gue sadar, kalo gue harus belajar untuk memilih pilihan yang kedua. Tidak mudah pastinya dan tidak bisa langsung, tapi kalo Yusuf yang disakitin parah gitu aja bisa, masa gue yang cuma segini ga mau dibentuk Tuhan.
Temans, mungkin kita punya kepahitan sama orang lain, entah siapa. Tapi kalo mau jujur, kepahitan itu ga ada untungnya buat kita, kita yang akan kehilangan sukacita, gue sadar akan hal itu, tapi emang dasar gue yang keras hati, makanya gue tidak mau melangkah untuk melepaskan pengampunan. Jangan ditiru ya hehehehe… Oleh karena itu biarkan Tuhan menajamkan karakter kita agar semakin serupa dengan dia. Biarkan semua kelemahan kita di perbaiki agar kita bisa menjadi berkat bagi banyak orang.
Dan satu hal lagi yang gue pelajari dari nulis tulisan ini. Mudah bagi kita untuk menemukan dan melihat kekuranganan orang lain, tapi sulit sekali untuk mengakui kekurangan kita di depan orang lain. Tapi sulit bukan berarti ga bisa, tinggal tergantung kita mau mulai melangkah atau tidak.
Mari melangkah bersama Yesus. “ Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.”
Bulan lalu waktu ke Bandung gue dikasih buku Lady In Waiting sama Ipoh Pauline plus wejangan tentang pasangan hidup buat gue, kalo mau cari suami itu kudu seiman, sepadan, takut akan Tuhan, eh terus nyokap gue nyamber “jangan lupa dibawa ke Bandung dulu, dikenalin ke Ipoh bla…bla..bla… hehehehe….(alarm berbunyi heheheh ni maksudnya gue disuruh kawin gitu….)
Sesuai dengan judulnya, buku ini memang cocok buat wanita yang lagi menunggu pria yang tepat. Jadi kalo mau tau isinya apa aja, silahkan beli dan baca sendiri bukunya hehehe. Gue hanya mau share beberapa hal yang gue dapatkan dari buku ini. Sebelumnya ini sedikit pengantar dari buku tersebut :
"Buku ini unik karena penekanannya bukanlah pada status seorang wanita (lajang, menikah, bercerai, atau janda), tetapi pada keadaan hatinya. Lady in Waiting ingin mengarahkan perhatian seorang wanita terhadap Dia yang benar-benar mengerti kerinduan hatinya. Lady in Waiting bukanlah tentang bagaimana menemukan pria yang tepat, tetapi tentang bagaimana menjadi wanita yang tepat dengan sepuluh kualitas wanita saleh yang ditemukan di dalam kitab Rut. Kualitas-kualitas ini tidak hanya akan memperkuat hubungan cintamu dengan Mempelai Pria Surgawimu tetapi juga membimbingmu sebagai seorang wanita lajang, menjagaimu saat berpacaran, menyokongmu dalam pernikahan, dan menghiburkanmu jika Anda pernah menjadi janda atau bercerai. Saat membaca Anda akan melihat sifat-sifat yang dengan indahnya diperlihatkan dalam kehidupan Rut. Tanpa ragu-ragu Rut menyerahkan dirinya pada Allah, dengan giat menggunakan hari-hari lajangnya, percaya kepada Tuhan dengan iman yang tak tergoyahkan, mendemonstrasikan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari, mengasihi Allah dengan pengabdian yang tak teralihkan, berpihak pada kemurnian fisik dan emosi, hidup dalam keamanan, menanggapi kehidupan dengan rasa puas, membuat keputusan berdasarkan keyakinannya, dan dengan sabar menanti Allah memenuhi kebutuhannya. Mari jelajahi kehidupan Rut serta belajarlah apa arti sesungguhnya menjadi seorang wanita saleh, "seorang wanita dalam pennatian".
Karena buku ini membahas kehidupan Rut, jadi ada baiknya baca kitab Rut di Alkitab dulu sebelum membaca buku ini.
Here I wanna share
Buku ini mau ingetin para wanita yang desperado karena faktor usia dan belum juga menemukan pasangan hidup-nya. Bahwa masa lajang sesungguhnya adalah berkat yang Tuhan berikan bagi kita. Kita memilki waktu yang lebih banyak untuk melayani Tuhan, untuk membangun hubungan yang semakin intim dengan Tuhan, untuk lebih mengerti apa yang Tuhan mau kita kerjakan dalam hidup ini dibandingkan dengan wanita yang telah menikah. Wanita yang telah menikah harus mambagi waktunya antara bekerja, mengurus suami, mengurus anak, mengurus rumah tangga, terlibat pelayanan di gereja dan membangung hubungan pribadi dengan Tuhan. Contoh nyata neh. I-Ieh gue (baca: tante gue) kan baru punya anak bayi, baru sekitar 6-7 bulan. Dia cerita kalo sejak punya anak, waktu teduh dia sama suami jadi kacau balau, karena dia urus anaknya sendiri tanpa pembantu pula di rumah. Suami kerja, jadi berdua bagi2 waktu dan tugas buat ngurusin pekerjaan rumah dan anak bayi-nya ini. Nah untuk menyiasati waktu saat teduh yang kacau balau itu, jadinya di rumah itu dia puter Alkitab Audio Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama, jadi kalo pas sambil nidurin anak, sambil ngasih makan anak dia bisa sambil dengerin Firman Tuhan. Soalnya waktu teduh udah kagak seteratur dulu hehehe.. see…Wanita lajang mungkin ga direpotkan dengan hal-hal seperti itu.
Berikutnya, buku ini juga bukan menekankan pada bagaimana menemukan pria yang tepat, tetapi tentang bagaimana menjadi wanita yang tepat bagi pasangan hidup kita kelak. Mungkin selama ini doa kita adalah minta pasangan yang takut akan Tuhan, yang rajin pelayanan, yang setia, yang sabar, dll (rata2 pasti seperti itu kan, gue juga kok hehehe).Tapi apakah kita juga pernah berdoa agar Tuhan membentuk kita menjadi wanita yang takut akan Tuhan, wanita yang rajin pelayanan, wanita yang setia, wanita yang sabar, dll. Kalau belum mari coba ubah doa kita mulai hari ini, minta agar Tuhan bukan hanya mempersiapkan calon pasangan hidup kita yang entah dimana, tapi juga mempersiapkan kita disini agar dapat menjadi penolong yang sepadan.
Hidup di dalam Tuhan itu adalah proses, dan di ujung setiap proses itu pasti ada hasilnya. Untuk hal ini pun kita sedang menjalani proses itu. Tuhan bisa aja kok kasih pasangan yang sempurna seperti yang kita mau, tapi Dia lebih suka memberikan orang yang memiliki kekurangan dan kelebihan yang berbeda dengan kita agar bisa saling melengkapi. Bukankah besi menajamkan besi? Kekurangan yang orang lain miliki, Tuhan gunakan untuk memperbaiki kekurangan kita juga (I will write about this later). Tuhan juga bisa kok, plek, langsung mendatangkan orang itu di hadapan kita, bisa banget. Tapi Dia lebih suka melihat kita melibatkan Dia dalam setiap perjalanan dan proses sampai menemukan orang itu.
Dan waktu untuk proses itu bagi setiap orang berbeda, ada yang waktunya menurut kita cepat, tapi mungkin ada yang menurut kita lama. Tapi percayalah waktu Tuhan itu yang terbaik, dan hasilnya pun pasti yang terbaik, oleh karena itu penantian itu layak dan berharga untuk dijalani. Bila Tuhan melihat kita sudah siap, Dia pasti akan memberikan buah yang manis. Siap menurut kita belom tentu siap menurut Tuhan. Lah kalo kita masih ga bisa atur waktu dengan baik, ga bisa atur uang dengan baik ( hehehe gue benget neh… mungkin bagian ini yang Tuhan masih terus perbaiki hihihi), kalo hidup masih semena-mena suka-suka sendiri, gimana mau dikasih pasangan ;p. Ada banyak hal yang Tuhan mau kita kerjakan, dan Dia mau lihat pertanggungjawaban kita dulu, sebelum dia mempercayakan pasangan hidup itu.
Tapi kembali lagi, semua adalah free will, kehendak bebas. Kita bebas menentukan mau mengikuti waktu Tuhan atau tidak, mau menjalani proses bersama Tuhan atau tidak. Apakah kita mau memilih sesuai dengan kehendak kita atau memilih sesuai dengan kehendak Tuhan, itu adalah kebebasan kita, dan Tuhan memberikan kehendak bebas itu. Tapi kalau Tuhan menjanjikan suatu hasil yang baik dan indah, menurut gue proses itu layak dijalani dan penantian itu layak untuk di tunggu.
Terakhir, kebahagian kita tidak ditentukan dengan kita menikah atau tidak. Wanita yang telah menikah tidak lebih bahagia daripada yang masih melajang. Kebahagiaan itu adalah saat Tuhan Yesus dan damai sejahtera-Nya memenuhi hati dan kehidupan kita. Arahkanlah perhatian dan kebahagiaan kita hanya kepada Dia yang benar-benar mengerti kerinduan hati kita. Bukankah kebahagiaan itu seharusnya tidak digantungkan pada apa yang sementara yang ada di dunia ini, karena kebahagiaan itu pun akan sementara. Tapi kebahagiaan seharusnya digantungkan hanya pada Dia yang kekal, sehingga kebahagiaan itu ada untuk selama-lamanya.
Pernah ga kalian merasa bosen sama kerjaan yg kita lakukan sehari-hari? Di satu sisi tertekan dengan pekerjaan yang dilakukan, sementara disisi lain merasa kalo kita suka dengan kerjaan ini,, nah lo, bingung kan?? Sama… heheheheh
Gue pernah baca salah satu buku judulnya “Young On Top”,isinya tentang apa saja yang harus dimiliki orang2 muda supaya bisa sukses di usia muda. Salah satu bab pembukanya berjudul “Do what you love”. Pasti udah banyak kita yang dengar tentang istilah ini. Tapi kalo boleh nanya, bener ga sih kalo kalian sedang mengerjakan apa yang kalian cintai? Jujur gue aja bingung…..Katanya kita tuh harus mengerjakan pekerjaan yang kita cintai, maka semua akan terasa ringan dan menyenangkan meskipun kita sedang berada di bawah tekanan, misalnya deadline kerjaan, dll.
Gue mencoba berpikir ya, sebenernya gue udah “Do what I love” belom sih. Kadang terpikir dan terlintas dalam pikiran gue untuk cabs dari kerjaan yang sekarang. Banyak alasannya, selain kerjaan yang suka mengganggu balance of life, dan kerumitan2 birokrasi dan keanehan2 aturan yang membuat ga betah ada di tempat sekarang, rasanya apa yang dikorbankan kok ga sesuai dengan benefit yang dikasih ya…. Ah… atau memang nature manusia gue aja yang ga pernah puas dengan apa yang kita terima. Tapi setiap mau melangkah pasti aja ada ketakutan-ketakutan, kalo pindah bisa dapet kerjaan yg jam kerjanya fleksibel kayak gini ga ya? Nanti rekan kerjanya enak ga ya? Nanti kerjaannya bakal ngebosenin ga ya? prospek kedepannya bagus ga ya?? ah jadi pusing… Mungkin itu juga yang menahan gue untuk bertahan disini, selain kata-kata dari beberapa orang yang meyakinkan gue untuk tetep berada di sini sampai beberapa waktu ke depan, tanpa mungkin pernah merasakan ada di posisi gue….
Gue pernah share sama bokapnya temen baik gue tentang kebingungan2 gue. Beliau menyimpulkan kalo gue sedang kehilangan sukacita dalam bekerja. Dia nanya, “kemana sukacita kamu ren, seperti waktu pertama kali kamu dapat kerjaan ini, kerjaan yg sebelumnya kamu pengenin, banget. Kemana sukacita kayak waktu pertama kali kamu bilang “Om aku lolos”?” Sumpah ga bisa jawab gue… Gue malah balik nanya?? Iya kemana ya om…. Saya juga bingung… Hehehehehe
Sementara gue merenung, di akhir bab “Do what you love” penulisnya bilang kurang lebih kayak gini, “ berbahagialah kalian yang sudah mengerjakan apa yang kalian cintai, tapi kalo kalian belum mendapatkan kesempatan itu, maka cintailah apa yang kalian kerjakan.”….. think about it…….
Balik ke apa yang dikatakan bokap temen baik gue itu “ Kalo kamu bekerja tanpa sukacita itu susah, ren. Kamu menghabiskan sebagian besar waktu hidup kamu untuk bekerja, gimana bisa kamu menjalaninya tanpa sukacita. Ayo berdoa, minta kekuatan dari Tuhan, cari sukacita itu kembali. Cuma dengan itu kamu bisa berjalan dengan lebih ringan.”
Sambil berdoa, gue minta sama Tuhan “ Tuhan Yesus kalo boleh, berikan aku kesempatan untuk mengerjakan apa yang aku cintai, jadi tolong aku untuk menemukan apa sih sebenarnya yang kita cintai. Tapi untuk saat ini berikan aku hati yang bersyukur untuk apa yang Kau sudah berikan.”
Mengutip kata-kata Andi F. Noya dalam salah satu artikel yg di release di groups yg gue ikuti,
“Pertanyaan yang paling hakiki adalah apa yang kita cari dalam kehidupan yang singkat ini? Semua orang ingin bahagia. Tetapi banyak yang tidak tahu bagaimana cara mencapainya.
Karena itu, beruntunglah mereka yang saat ini bekerja di bidang yang dicintainya. Bidang yang membuat mereka begitu bersemangat, begitu gembira dalam menikmati hidup. Bagi saya, bekerja itu seperti rekreasi. Gembira terus. Nggak ada capeknya, ujar Yon Koeswoyo, salah satu personal Koes Plus, saat bertemu saya di kantor majalah Rolling Stone. Dalam usianya menjelang 68 tahun, Yon tampak penuh enerji. Dinamis. Tak heran jika malam itu, saat pementasan Earthfest2008, Yon mampu melantunkan sepuluh lagu tanpa henti. Sungguh luar biasa. Semua karena saya mencintai pekerjaan saya. Musik adalah dunia saya. Cinta saya. Hidup saya, katanya.
Berbahagialah mereka yang menikmati pekerjaannya. Berbahagialah mereka yang sudah mencapai taraf bekerja adalah berekreasi. Sebab mereka sudah menemukan lentera jiwa mereka.”
Buat teman2 yang sudah menemukan, selamat ya, dan yang belom… ayo bersama saya sama-sama mencarinya, tentunya sambil belajar untuk “ Love what you do”, yang menurut gue sebagai salah satu ungkapan syukur kepada Tuhan kalo kita masih di berikan pekerjaan…..
Weekend kemaren abis dari Bandung…. Ngerayain ultah nyokap tgl 27 Juni, ngerayain ultahI-ieh gue tgl 24 dan nengokin Keila Joanna Limarga yang baru 4 bulan lalu datang ke dunia.
Cerita sedikit ya tentang malaikat kecil yang namanya Keila.Jadi I-ieh gue( Ieh Nia) dan suaminya (Om Yus) udah merit sekitar 8 tahun (dari Agustus 2001) sampe akhirnya dikarunaikan anak perempuan yang namanya Keila ini. Sempet periksa ke dokter, kedua-duanya ok, dan melakukan beberapa usaha dan konsultasi medis, tapi ga sampe yang gimana banget. Tahun 2004 mereka sepakat untuk tidak melanjutkan usaha medis. Mereka cuma percaya kalo emang udah waktunya Tuhan izinkan pasti Tuhan akan kasih. Kalo Tuhan mau bahkan Sara (istri Abraham) yang sudah mati haid pun bisa memiliki keturunan, mereka yakin tentunya tidak sulit bagi Tuhan kalau memang Tuhan hendak memberikan keturunan bagi mereka. Dan Tuhan baru jawab doa itu 8 tahun kemudian, karena menurut Tuhan ini waktu yang tepat untuk menitipkan Keila ke mereka…. I-ieh gue tuh bukan tipe perempuan yang suka anak kecil, meskipun dia ngajar Paduan Suara buat anak SD. Kalo liat anak kecil ya biasa aja, gue banget tuh, paling ga sabar kalo ngadepin anak kecil hehehehe. Tapi mungkin itu rencana Tuhan kali ya, bertahun-tahun Tuhan persiapkan dia jadi ibu lewat anak2 SD yang dia ajar. Supaya 8 tahun kemudian dia udah dalam tingkat yang sangat siap untuk dititipin Kei. Semoga Kei sayang jadi anak yang cantik parasnya dan cantik hatinya…. Selamat Datang sepupu kecil ku….
Buat teman2 yang sedang menanti titipan Tuhan, percayalah kalo sudah waktu yang tepat Tuhan Yesus akan berikan, Dia yang paling tahu kapan kita siap…In His Time….
Lanjut ke jalan2 Bandung, begitu sampe sana kita langsung ke rumah Ieh Nia buat liat si Keila. Disambut Keila yang baru bangun beserta Mie Goreng (andalannya mamanya) sama baso yang uenak karena gue belom sarapan dari rumah… hahahhaha Main disana sampe siang sambil nunggu check in di hotel. Kita nginep di Pondok 88, lokasinya di jalan Sukamekar di belakang Universitas Maranatha. Jadi Pondok 88 ini adalah rumah kos yang sebagian dijadiin kamar kos dan sebagian lagi disewa2in gt. Bangunanny baru, bagus kok, yang penting bersih. Kemaren nyokap ambil yang studio room buat 4 orang (2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 kamar mandi, TV (lengkap dengan Indovisionny) dan 1 AC buat masing2 kamar dan ruang tamu), totalnya 250,000 per malam.
Abis check in, kita langsung jalan2 di kota Bandung. Pertama jalan2 ke Riau, seperti biasa FO…FO…FO… dan FO… dari The Secret, Oasis, Summit, Renariti, dan kawan2nya. Abis itu lanjut ke Nanny’s Paviliun di Jl. RE. Martadinata no 112. Menu makanannya kayak Pancious Pancake kalo di Jakarta, tapi harganya dibawah Pancious Cuma kalo menurut gue lebih enak di Nanny’s Paviliun ini. Menunya mulai dari Pancake, Wafel, Pasta, Baked Rice dll…. Fettucini Mushroomnya enak, Wafel Potatonya enak, Blueberry Pancakenya enak… semua enak hahahaha minumnya Mango Cocktail… slluurpppp..yummy….Katanya bulan depan mau buka di Pacific Place, saya tunggu… hahahah
Abis itu kita bergerak ke daerah Dago. Pertama ke Congo, café buat kongkow2 asik neh. Nyobain Litter Sinner (35 rb) yang favorite dan singkong goreng (15 rb) Suasananya enak, ada galeri kayu juga disana, kalo mau cari meja atau bangku dari kayu yang berat seberat2nya itu silahkan mampir kesini.Tempatnya enak, tapi sayang kalo menurut gue pemandangannya kurang terbuka.
Abis itu pindah ke Roemah Kopi, secara saya pencinta kopi jadi harus cobain ini. Menu favoritenya King Coffee (untuk yang dingin) dan Queen Coffee (untuk yang panas). Saya coba King Coffee tentunya, buat yg suka kopi enak neh, espresso campur rhum bikin badan anget hehehe. Sebenernya pengen coba Voice of Naturenya ( Kopi campur Alpukat) tapi sayang, alpukatnya belom mateng hahahah bisa begitu…. Ade gue nyobain Moon Light (kalo ga salah) itu kopi campur caramel, mocca and ice cream vanilla, kalo yang ini kopinya ga begitu kuat. Tempatnya ok kalo buat kongkow2, ada bale2 juga jadi bisa lesehan sambil maen UNO hahaha, tapi sama kayak Congo, pemandanganya kurang ok….
Abisa dari sini kita cabut ke Lisung Café di daerah deket The Valley….. Nah kalo yang ini baru ok tempatnya. Best viewnya di Sofa, dari sini lo bisa liat lampu2 kota Bandung yang kuerenn abis…tempatnya yang agak terbuka bikin lo kudu siapinmantel kalo mau kongkow lama disini… Ini baru ok…. Udahga sanggup makan disini jadi cuma liatin lampu yang bagus banget, dan sudah last order pula.
Terakhir mampir di The Valley, resto favorite bonyok gue, biar udah diajak muter2 ke cafe2 yang seabrek abrek di Bandung gitu, tetep aja loh dia bilang The Valley is the best.. hahahhaa favorite disini Zupa Soup plus Hot Chocolate…. Yummy.
Abis itu kita balik ke hotel dengan perut kenyang sampe pengen muntah…wueekk….;p
Besokannya kita sarapan di Mie Naripan, mie yang terkenal enak dari Bandung, tapi menurut saya biasa saja, malah gue lebih doyan baso gorengnya…. Abis itu ke Kartika Sari, biasa belanjaan titipan Bandung. Baru juga selesai kita udah di telpon buat ketemuan makan siang di The Kiosk di Jl. Cipaganti. Perasaan belom lama makan….Jadi The Kiosk itu kayak foodcourt, semua makanan enak dari Bandung di kumpulin disini supaya orang2 Jakarta kalo mau cari makan tersebut ga perlu susah2 ke tempat aslinya, semuanya ada disini (one stop gitu deh konsepnya) mulai dari Mie Kocok Bandung, Kupat Tahu Gempol, Lontong Kari, Serabi Solo dll…..Letaknya ada di ujung jalan Cipaganti. Kalo dari Rumah Mode dia ada di sebelah bawahnya, di kiri, kearah Cihampelas.
Abis makan kita lanjut ke Rumah Mode…. Salah satunya dapet Dress hitam yang simple dan multifungsi, bisa buat kondangan, ke gereja ato jalan2 hanya dengan Rp 110 rb ...ih senangnya....;p
Duit udah abis kembali ke markas di Ciumbuleuit. Jadi ini adalah rumah dari adik opa gue, kalo ke Bandung yang markasnya disini hehehe. Rumahnya ga besar tapi nyaman banget..ditambah hawa sejuk Bandung.. ga pengen pulang saya..;p
Ngobrol panjang lebar luas dan dalam sampe akhirnya harus pulang ke Jakarta. Sebelum pulang sempet mampir ke Rumah Sossis sebentar. Letaknya ada di Jl. Setiabudhi yang menuju Lembang, Jadi kalo dariTerminal Ledeng terus naek ke atas sampai lewat Hotel Abadi Asri sebelum Kolam Renang Sampoerna. Rame banget disana jadi penasaran kayak apa tuh sossis. Ternyata rame-nya karena ada taman bermain anak disana. Sossisnya sendiri, lumayanlah harganya mulai Rp 8,000 ampe Rp 16,000 satu-nya…. Ada restaurannya juga kalo berencana makan berat..Bandung.. heemmmhhh makan terus judulnya… ;p..
Thanks GOD for those happy moments with my family...;p blessings..
Hari ini jadwal kita adalah main di Waterboom sampe waktu pulang hehehhe…. Pokoknya satu kata deh ASIIIIKKK… Bingung mau certain-nya liat aja foto2nya hahahaha. Permainan favorite versi gue : Boomerang dan Macaroni Tube.. hahahahahaa Diselingin makan siang di KFC sebentar, nyebrang ke Discovery Mall sambil basah2an gt hahahaha
Boomerang..... mantabs......;p
Super Bowl.... wuiihhh..;p
Sama Mr. Pandu yang lagi mengumpulkan segenggam berlian di Bali...hahahaha thanks sudah menemani kami....;p Akhirnya tibalah waktu untuk pulang Ga pengen, tapi harus, soalnya besok Sin Chia hehehehehe Makasih ya Tuhan Yesus, buat hadiah tak terduga yang sangat menyenangkan....blessings..
Karena besok mau pulang, jadinya hari ini berburu titipan dari mami-mami. Pagi2 udah cabut dari hotel buat beli Pia Legong, nyokap gue doyan banget sama ini Pia. Padahal pas hari senin kemaren (tgl 8 feb), si Nana udah sempet dateng buat pesen pia untuk diambil hari Sabtu, tapi disuruh waiting list sampe minggu depannya (Tgl 18 Feb). Waiting list 2 minggu gt?? Hello, permisi Mba kita mau pulangnya tanggal 11 Feb. Buset deh, macam tak sanggup bayar saja kami ini. Akhirnya si mba-nya bilang ke Nana, kalo mau kita disuruh dateng pagi2 sebelum jam 9, siapa tahu masih ada stock Pia yg dijual langsung, jadi ga pake pesen2 dulu, soalnya kalo diatas jam 9 udah abis Pia-nya. Ya elah mau beli pia aja rebet banget. Bakpianya sih menurut gue ok lah, tp ga enak banget yang sampe kudu nunggu pake waiting list segala. Ini pendapat pribadi loh, jadi males ga sih kalo mau beli aja susah banget. Secara aja nyokap gue pake ngancem, sampe dia bilang, kalo ga bawa pulang Pia Legong, ga boleh pulang, ga bakal di bukain pintu, pokoknya suruh cari sampe dapet. Lha, gue sih ga keberatan disuruh tetep di Bali sampe tanggal 18 buat nungguin tuh pia, tapi masalahnya mama mau ga kucurin dana buat biaya hidup dan hura2 di Bali sampe tgl segitu. Kalo engga mah bisa ngegembel gue di Bali… alah ma… ada2 aja…hehehehhe. Tapi akhirnya dapet juga sih itu pia, masih kebagian kita. Yah ga jadi stay sampe tgl 18 dong hehhehhee Lanjut kita ke Airlangga buat belanja oleh2, semua keluar dengan tentengannya masing2.. haduh miskin ini gue…..Ga belanja banyak sih Cuma beli baju, tas sama celana..hahahha dikit loh itu, dibanding sama yang lain hehhehehhe Selanjutnya adalah Titiles Denpasar. Ini juga titipan mami-mami, sosis, ham, bratwurst dan kawan-kawannya.
Selesai, lanjut menuju Joger di daerah Bedugul. Kalo ini pada berburu oleh2. Yah jogger, udah tau lah ya isinya kayak apaan. Gue Cuma beli sandal aja 2 pasang secara bentuknya lucu hehehehe Abis itu kita lanjut makan di restaurant Pacung di daerah menuju Bedugul. Makannya buffet, tp menunya khas Indonesia. Lumayanlah makanannya.
Lanjut lagi ke Pura Ulun Danu. Sayangnya air danaunya lagi tinggi, jadi kita ga bisa jalan ke depan Pura-nya. Dan tiba2 hujan datang untuk pertama kalinya sejak gue di Bali. Untung kita udah sempet foto2
Karena ga bisa ngapa2in juga akhirnya kita lanjut jalan aja ke Alas Kedaton. Sebenernya rada takut neh masuk ke sini, soalnya pengalaman gue di Sangeh dulu, monyet2 itu bisa tiba2 nemplok aja gt ke badan kita hihihihi. Jadi gue deket2 aja sama mba yang jadi guide kita. Nana sama Ity beli kacang buat kasih makan monyet2nya. Eh bener aja kan yang gue takutin kejadian. Nana sama Ity yang bawa makanan, malah gue sama wencing yang di templok monyet dodol itu. Teriaklah gue sekenceng2nya hahahahahh. Kita muter2 Alas kedaton sambil diceritain si mba guide tentang sejarah tempat ini. Foto gue minim banget disini, secara gue kaga berani foto deket2 sama monyet2 itu.Ternyata di Alas Kedaton ini setiap Mba yang jadi tour guide punya toko masing2. Jadi abis bawa kita muter2, kita di bawa ke tokonya, maksudnya disuruh beli baju ato apalah sebagai ganti uang tips. Nemu satu baju sih yang gue suka, warnanya shocking pink hehehhee gue banget. Yah itung2 sebagai ucapan terima kasihlah. Makasih ya Mba. Udah selesai lanjut ke Tanah Lot buat liat sunset. Sampe disana foto2 tentunya jadi agenda penting. Abis itu kita lanjut buat dinner, nama restaurantnya gue lupa, letaknya ada di Jl By Pass Kuta. Makanannya seafood and chiness food gt. Ok kok rasanya. Duh kaki ama tangan gue udah mulai berasa sakit2 neh…. Terakhir sebelum balik ke hotel kita mampir di counter Kacang Rahayu di Kuta, soalnya Om gue nitip kacang. Lagi2 titipan orang. Besok2 kalo pergi ga mau bilang2 ah, banyak titipan hehhehehheh (egois mode on :p). Balik ke hotel, harus melakukan sesuatu yang kita semua ga mau lakukan yaitu packing. Alasannya (1) karena kita emang ga pengen pulang, tapi harus pulang hehehhe, setengah hati gitu packingnya, (2) karena barang yang harus dimasukin itu buanyak banget, bertambah berlipat2 dibanding waktu dateng, pusing gimana cara masukinnya. (3) Badan udah pada sakit semua jd pengennya dipijit aja hahhahaha. Untuk malam ini kita ga jalan2 keluar lagi, adik2 ini sudah tak sanggup berjalan2 karena badan udah cape euy, dan besoknya kita harus bangun pagi2 buat maen di waterboom cihuy… hehehe
Hohohooho mau cerita mengenai jalan2 ke Singapore....
Jadi gue dapet klien di Batam, perusahaan konstruksi gitu. Audit field workn-ya dari tgl 17-27 Mei 2010 kemaren, sekitar 2 mingguan disana. Nah ketemu weekend kan pas tanggal 22-23 Mei-nya jadi deh kita menghabiskan weekend di negeri orang. Di klien ini, gue cuma ber-2 sama temen gue, dan kebetulan ada temen kantor yg lagi audit pertamina di Batam juga, jadinya kita ber-4-an deh nyebrang ke Singapore. Abis Batam gitu2 doang ga ada apa2 (hahahaha sombong kali).
Kita berangkat hari Sabtu, 22 Mei, naik ferry. Ada beberapa ferry dari Batam yang beroperasi buat nyebrang ke Spore. Tapi kita pake Batam Fast soalnya klien gue pakai si Batam Fast ini kalo ada orang Spore yg mau dateng ke Batam atau sebaliknya. Jadi sehari sebelumnya minta di bookingin tiket dulu sama klien gue dengan kasih fotocopy paspor sama NPWP supaya bebas fiscal. Biaya buat nyebrang pake ferry itu totalnya S$47, rinciannya; tiket Pulang Pergi S$20, tax dari Indo ke Spore S$7, tax dari Spore ke Indo S$20. Yang ga nahan tuh tax dari Sporenya, gile seharga tiket PP-nya, apa gara2 bebas fiscal ya jadinya tax-nya mahal gt?
Di Batam ada beberapa pelabuhan laut buat nyebrang ke Spore, ada Batam Center, Sekupang, Harbour Bay, Waterfront sama Nongsapura dengan jadwal keberangkatan masing2. Nah dari tempat gue nginep yang terdekat dan waktunya cucok itu Sekupang. Jadinya kita naek dari Sekupang yang jam 07.20. Kira2 30 menit sebelumnya kita harus udah sampe disana buat bayar tiket sama check in. Perjalanannya sekitar 45 menit, ga sampe 1 jam kok…. Gue tertipu sama si Shinta neh yang bilang perjalanannya sampe 2 jam, gue udah kebayang bakal mati bosen di kapal selama 2 jam gt. Ternyata dia ga memperhitungkan perbedaan waktu 1 jam antara Indo and Spore, cakep bener dah… hehehhe. Inilah para personil yang kabur sejenak dari kerjaan yang memusingkan..... ;p
Di Singapore kita sampe di Harbour Front. Ngurusin Imigrasi, karena baru pertama kali jadi petugas imigrasinya rada2 banyak tanya, mau nginep dimana, sampe kapan, mau ngapain aja. Buset deh, suka2 gue mau ngapain aja, mau buang2 duit disini hahahaa (macam punya duit aja gue).
Dari Harbour Front kita langsung ke apartement tempat kita nginep, letaknya di People’s Park Apartement, Chinatown. Gue dapet referensi dari temen gue yang tinggal disana. Kebetulan yang tersisa tinggal main room-nya, biaya sewanya S$125 buat 4 orang. Kalo menurut temen gue seh rate-nya lagi agak mahal, mungkin karena weekend kali ya dan main room pula dengan kamar mandi dalam, AC dan TV. Jadi ini tuh apartement pribadi yang disewa2in ama pemiliknya. Kalo untuk kamar yg lebih kecil dengan kamar mandi luar jatuhnya lebih murah sih. Tapi ya udah kita ambil, secara di tempat lain udah pada penuh room-nya. Kamarnya ok kok kalo buat tidur doang, bersih sih yang penting. Sebenernya kapasitanya juga gede, 8 orang sih muat kalo pake kasur lagi.
Abis taro barang kita langsung mulai jalan2 di Spore. Tujuan pertama Orchard. Secara ga ada yang tau jalan disana, dan temen gue yang tinggal disana belom bisa nemenin pula, jadi kita jalan2 hanya berbekal bahan googling-an dan selembar peta MRT. Pokoknya kemana aja pake MRT deh udah pasti aman, kalo nyasar ga parah2 juga, palingan cuma salah pintu keluar aja dari stationnya hehehehe. Dari Chinatown ke Dhoby Gaut pindah jalur terus ke Orchard. Puter2 deh kita di Orchard. Makan siang di Wisma Atria, menunya Nasi Hainam dengan harga S$4. Disana kegiatan belanja cewe2 dimulai ;p Mulai dari Charles&Keith, Body Shop, G 2000 sampe Giordano. Nyusurin jalan sepanjaang Orchard, foto2 ampe laper n haus lagi hehehe akhirnya beli Old Chang Kee sama minum juice total S$5, perasaan jajannya lebih mahal dari makan siang gue… hehhehehhe.
Setelah dapet tentengan kita lanjut ke Sentosa Island. Tujuannya mau nonton Songs of the Sea jam 19.40 (1 hari ada 2 kali show: 19.40 dan 20.40) tapi kita mau jalan2 dulu di Sentosa. Buat ke Sentosa Island kita naek Sentosa Express dari Vivo City (S$3). Sampe di Vivo City gue nukerin tiket Song of the Sea dulu, soalnya gue udah beli tiket online di www.sentosa.com.sg takut ga kebagian tiket saya heheheh. Harga tiketnya S$10/orang. Kalo beli online kena biaya administrasi S$1 per transaksi. Sampe disana kita turun di Beach Station, jalan2 sepanjang pantai sambil tetep foto2 hehhehe.
Ga lama teman saya tercinta, Kelly and Lius, sampe disana dan gue diajak jalan2 ke Resort World Sentosa yang baru dibuka, tempat dimana ada Universal Studio and Casino. Sempet masuk ke dalam casino itu buat liat2, semua orang bisa masuk kok, cuma kasih liat paspor aja. Sayangnya di dalam casino ga boleh foto2, banyak banget kamera CCTV-nya. Tempatnya keren banget, kalo punya duit banyak pasti betah dah maen disono, open 24 hour lagi. Karena cuma sebentar di Spore kita ga sempet maen di Univ Studio, jadi Cuma numpang foto2 aja hehhe. Biaya masuk Universal Studio kalo hari biasa $S66 kalo weekend S$72. Next trip lah baru masuk ke sana... Ammiiinnn.. ;p
Selanjutnya nonton Songs of the Sea, keren abis neh shownya. Kalo udah sampe sana musti nonton banget neh….permainan laser ama fountainnya keren abis. Tapi kalo udah keseringan kayak temen gue bosen juga jadinya heheheh. Emang segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik..lho… hubungannya?? Hehehehe
Abis nonton, udah kelaparan neh, diajak makan ke Banquet (kalo ga salah namanya) di Vivo City. Kaya semacam foodcourt gt. Disini area banquetnya di bagi 2 ada yang Halal dan Non-Halal. Menunya Singapore Fried Noodle. Ueennakk, saking lapernya 1 porsi gue makan sendiri malem2, hancur berantakan deh diet gue heheheh. Udah semangat lagi abis makan kita lanjut ke Clarke Quay. Naik MRT pastinya, karena udah kenyang, jadinya kita cuma jalan2 sambil kongkow2 aja disana di pinggir Spore River situ…. Karena betis udah bekonde kita langsung balik lagi ke apartment.
Hari kedua dimulai lagi perjalanan kita. Sempet muter2 sebentar di Chinatown buat belanja snack, souvenir dan nyari sarapan. Terus kita lanjut ke Esplanade dan Merlion. Naik MRT dari Chinatown menuju MRT Esplanade. Dari MRT jalannya lumayan jauh juga sampe ke Esplanade-nya. Untungnya kita ngelewatin mall dan underpass, jadi jalannya ga pake panas hehehehe. Dan sampailah di Esplanade yang bersebrangan dengan patung Merlion, sebagai bukti kalo emang kita udah menginjakkan kaki di Spore hahahah kampung banget deh. Sempet beli es potong disana saking panasnya,rasanya macem2, harganya $S1, gue pilih rasa moccachip..pas bener lagi panas2 gini.
Abis selesai poto2 kita lanjut naik MRT ke Bugis Street. Muncul2 langsung di Bugis Junction, isinya layaknya mall pada umumnya. Akhirnya kita nyebrang ke Bugis Street. Disini katanya tempat belanja souvenir yang murah2. Layaknya Mangdu deh kalo disini. Harga souvenir rata2 S$10 buat 3 item, kalo baju $S10 sekita segituan deh. Rame bener neh tempat, tak ber-AC pula.
Sempet janjian sama Mike (mantan senior saya hehehe), yang katanya ke Spore cuma buat ketemu gue… beuh….percaya bener gue… hahahah. Tagih traktir makan dunk, soalnya kemaren dia ga ada traktiran farewell waktu resign hahahhaa. Nasi Lemak sama Es Cincau hahahaha makasih ya pren…wakakakaka. Harganya gue ga tau, secara dibayarin. Sempet diajak ngeliat temple di sekitar Bugis Street juga.
Udah selesai belanja dan duit sudah habis pula, akhirnya kita balik ke apartment buat ambil tas yang sudah beranak berkali2 lipat hahaha. Langsung cabs ke Harbour Front karena kita naek ferry terakhir yang jam 20.30. Bahaya kalo ampe telat, ga balik ke Batam dong kita (padahal seneng kalo ampe kejadian.. hahahhaa)
Setelah check in dan masukin bagasi (karena udah kebanyakan dan keberatan tentengan) kita masih sempet2nya muter2 di Harbour Front, udah detik2 terakhir aja masih sempetnya belanja, ada yang dapet kaos dapet cardigan, dan gue dapet syal hahahaha. Sampai waktu menunjukkan pukul 20.05 dan kita harus segera masuk ferry kalo ga mau ditinggal… And we back to reality….working again… hahahhaha
Ini kali pertama gue ke Spore and at my own pula. Buat sebagian orang mungkin yah ke Singapore doang ,sering2 juga bisa. Tapi buat gue yang bukan dari keluarga berlebihan, ga pernah kebayang kalo kemaren itu gue bisa kesana with my own money, di tengah kewajiban gue buat bantu financial keluarga… Sama sekali ga pernah berencana, ga pernah kepikiran. Tapi kalo gue bisa kesana, itu semua cuma berkat dari Tuhan, hadiah buat gue, yang mungkin bagi sebagian orang jadi biasa aja, tapi buat gue, ini semua luar biasa.Bonyok gue sempet bilang “ Mama sama Papa aja sepanjang hidup, baru 4 tahun lalu dapet kesempatan ke Spore, Malay and Thailand. Lah kamu baru umur segini udah bisa kesana. Anugrah itu ci…. “
Lebay mungkin bagi sebagian orang, tapi engga buat gue. Itu apa yang gue rasain. Waktu liat Merlion gue bilang “ Tuhan Yesus, terima kasih buat hadiah ini, saya tuh belom jadi anak Tuhan yang baik dan taat, tapi kenapa Tuhan Yesus kasih saya hadiah dan sukacita sebesar ini?”
Gue kan memang bukan dari keluarga berlebihan. Waktu perusahaan nyokap bankcrupt dan dia di PHK dan bokap harus pindah kerja lagi, kondisi financial keluarga sempet rada goyang. Tapi justru lewat semua itu gue melihat dan mengalami sendiri, betapa Tuhan ga pernah membiarkan kami sekeluarga kekurangan. Kalo dulu, tiap liburan kita pasti jalan2 keluar kota, ga pake mikir, sekarang kudu hitung2 dulu kalo mau pergi. Lah gimana gue bisa mikir buat ke luar negeri segala. Tidak berlebihan, tapi ga pernah kekurangan, cukup untuk segalanya. Sampai saat ini pun kondisinya ga sebaik dulu, tapi gue selalu ngerasa tiap hari Tuhan cukupkan. Kalo bukan Tuhan, siapa lagi yang mencukupi coba?
Dan Jawaban Tuhan buat gue itu, “Itu berkat Irene, hadiah buat kamu.. kamu memang ga layak..tapi Saya mau kasih ke kamu, supaya kamu bisa kasih tahu orang bahwa Saya, Yesus, baik untuk kamu dan untuk semua orang….”